Welcome !

Perkenalkan Saya Fidelis Satrio Laba Pelajar/Mahasiswa Suka Berpetualang

Hasil Karyaku

Tentang Saya

Mahasiswa
Introvert Ekstrovert
Petualang
Tentang Saya

Fidelis Satrio Laba

Mahasiswa PBSI Unika Santu Paulus Ruteng

Seorang manusia yang mencintai sastra , lahir dan dibesarkan di Ruteng, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, Indonesia.

Sekarang berstatus sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng Bercita-cita menjadi seorang pendidik yang bahagia mampu menularkan ilmu yang didapat kepada peserta didik agar kelak menjadi pemuda/i yang berguna bagi nusa dan bangsa. Aminnnnn..

Jenis Postingan

Puisi

Ada berbagai tulisan puisi yang kubuat sendiri mudah-mudahan bisa menjadi inspirasi bagi kita semua

Pantun

Pantun adalah salah satu jenis budaya sastra lama di Indonesia yang wajib dilestarikan

Kata Mutiara

Kata-kata indah berisi motivasi, sajak, ataupun sekadar perasaan yang aku alami tiap hari

Tulisan lainnya

Tulisan lain yang menginspirasi mulai dari resensi buku, novel, feature, dan lain sebagainya hasil karyaku. Semoga bermanfaat

Hasil Karyaku

Kesatuan Dalam Keberagaman

            Potret kebersamaan kelas 2022 B Prodi PBSI Unika Santu Paulus Ruteng yang mencerminkan Unity in Diversity

       Kita semua adalah sama satu dengan yang lain. Melalui kesatuan dalam keanegaraman(unity in diversity) atau di Indonesia biasa disebut Bhineka Tunggal Ika ini kita belajar bahwa mengenal dan menghormati kekuatan dan nilai dari budaya lain. Kita dapat bertumbuh dan berkembang ketika kita membuka diri untuk mengenal budaya daerah lain. Melalui perbedaan kita justru harus merayakannya sebagai suatu hal yang mempersatukan semua. Bersama-sama kita dapat memecahkan persoalan dengan mudah dan cepat daripada kita hanya melihat dari satu persepsi perorangan saja. Persatuan dalam keanekaragaman membawa keseimbangan, keselarasan, dan kesepahaman dalam hidup sehingga terciptanya hidup yang damai dan rukun akan terwujud. Itulah makna sesungguhnya dari unity in diversity, berbeda - beda tapi tetap satu, melihat perbedaan bukan sebagai suatu hal yang menyusahkan namun justru kita harus merayakannya sebagai suatu anugerah dan menyikapinya dengan tetap menghargai dan  menghormati prinsip satu dengan yang lain.Maka dari itu marilah kita sama-sama menghargai perbedaan karena perbedaan sesungguhnya adalah anugerah. 


Unika Bangga Memilikimu

Unika Bangga Memilikimu 

        


        Mahasiswi ini mampu mematahkan banyak persepsi orang di luar sana bahwa perempuan itu identik dengan kaum yang lemah dan rapuh .Dia adalah Yuliana Jesika Murni, berstatus sebagai mahasiswi Semester IV Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ( PBSI )  Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng. Jesika berhasil meraih medali emas dalam Kejuaraan Nasional Taekwondo Milenial Cup IV dalam memperebutkan Piala Menteri Pariwisata RI di Jakarta. Kedatangannya dari Jakarta pun disambut meriah oleh pihak kampus bertempat di GUB Lantai IV Unika Santu Paulus Ruteng. Jesika telah mengoleksi 7 medali emas dan 3 medali perak dari taekwondo.Selain mengharumkan nama kampus, ia juga mampu menepis stereotipe – stereotipe masyarakat. Beliau mampu membuktikan bahwa perempuan juga bisa sekuat dan setangguh lelaki bahkan dalam bidang bela diri seperti taekwondo ini, yang seperti kita tahu umumnya didominasi laki – laki. Tentu saja kemenangan itu juga didapatnya dari kerja keras dan latihan yang fokus dan intens. Hal ini mudah – mudahan dapat menginspirasi kita semua untuk selalu bekerja keras pula dalam mencapai tujuan yang kita inginkan. Pastinya hasil tidak akan mengkhianati usaha, untuk itu tetaplah semangat dan yakin bahwa kita bisa, terus berusaha dan bekerja keras, niscaya kesuksesan akan kita raih. Tidak lupa saya ucapkan selamat sekali lagi kepada kakak Jesika yang telah meraih juara I dalam perlombaan taekwondo tingkat nasional. Unika Santu Paulus bangga memilikimu dan tetaplah bersinar dan terus berkarya. Saya pribadi juga berharap mudah – mudahan ada Jesika – Jesika berikutnya yang mampu mengukir prestasi membanggakan keluarga dan kampusnya juga dapat membungkam pendapat orang – orang bahwa wanita juga bisa sekuat laki – laki dan bukanlah makhluk yang lemah.

Resensi Buku by me

 

RESENSI BUKU GARNISH



Judul

: Garnish

Penulis

: Mashdar Zainal

Penerbit

: de TEENS

Kategori

: Novel

Tahun Terbit

: 2016

Jumlah halaman

: 220 halaman

Ukuran buku

: 13 x 19 cm

Harga buku

: Rp.42.000,00

Cetakan ke

: Pertama

ISBN

: 978-602-391-126-4

 

 










Novel ini mengisahkan Anin dan Buni dalam perjuangan mereka mengejar cita-citanya. Banyak tantangan yang harus dihadapi dalam mencapai cita-cita tersebut salah satunya adalah restu orang tua. Anin yang suka melukis dan bercita-cita menjadi pelukis terkenal ditentang oleh ayahnya karena menurut dia pekerjaan itu adalah kotor dan identik dengan pekerjaan pengangguran. Sementara Buni yang sangat suka memasak dan bercita-cita menjadi koki ditentang oleh ibunya karena menurutnya memasak adalah pekerjaan perempuan. Akhirnya karena rasa kecewa, Anin dan Buni memutuskan untuk kabur dari rumah.

Hingga pada suatu hari keduanya bertemu dan karena memiliki kisah hidup yang sama mereka bersepakat untuk membangun usaha  yang dapat menampung bakat dan minat mereka masing-masing. Tempat usaha tersebut dinamakan "Garnish" , di mana tempat itu merupakan galeri sekaligus kafe dan Anin dan Buni dapat mengekspresikan keahlian mereka masing-masing di situ, yaitu keahlian memasak dan melukis. Setelah memberikan pengertian dan keyakinan kepada orang tua masing-masing juga, pada akhirnya orang tuanya pun menerima keputusan Anin dan Buni untuk menjadi apa yang mereka inginkan karena hal itulah yang membuat mereka bahagia.

Banyak pelajaran yang bisa saya ambil setelah membaca novel ini. Salah satu yang paling penting adalah kita harus tetap mengejar apapun yang kita cita-citakan dan kita inginkan. Apapun masalahnya dan resiko yang akan muncul dalam proses menggapainya, hadapilah dan jadilah pribadi yang kuat, karena dari situlah mental kita dilatih dan bisa menjadi orang yang bermental kuat dan tegar dalam menghadapi segalanya. Karena yang paling penting bukanlah hasil dari perjuangannya, namun prosesnyalah yang harus diapresiasi karena semuanya tidaklah mudah.

Kelebihan buku : cerita yang menarik, penulis mampu mengemas cerita dengan menarik dengan diksi yang mudah dipahami oleh pembaca, alurnya yang teratur dan rapi. Konflik dalam cerita juga dekat dengan kehidupan setiap hari sehingga mudah dipahami oleh pembaca.

Kekurangan buku : sulit menemukan kekurangan buku ini karena isi yang tersampaikan dengan baik oleh penulis.

Hubungi Saya

Telepon :

+628**********

Alamat :

Manggarai, Flores, Nusa Tenggara Timur
Indonesia

Email :

fidelnarnia01@gmail.com

Cari Blog Ini

Diberdayakan oleh Blogger.

Mengenai Saya

Resensi Buku "Cinta Tak Kenal Batas Waktu"

Judul : Cinta Tak Kenal Batas Waktu Penulis : Wulan Murti Penerbit : Senja ...