Resensi Buku
Judul | : Perjalanan Mencari Ayam |
Penulis | : Armin Bell |
Penerbit | : Dusun Flobamora |
Kategori | : Kumpulan Cerita Pendek |
Tahun Terbit | : 2018 |
Jumlah halaman | : viii + 144 halaman |
Ukuran buku | : 13 x 19 cm |
Harga buku | : Rp. 70.000,00 |
Cetakan ke | : Pertama |
ISBN | : 978-602-51631-0-4 |
Novel ini berisi 17 cerita pendek yang dikemas dalam satu buku oleh penulis. Sebagian besar cerpen disisipkan dengan nilai kultural atau nilai budaya lokal tempat penulis berdomisili, tepatnya budaya di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. Ada cerpen " Perjalanan Mencari Ayam" yang menjadi judul buku, mengisahkan perjalanan cinta Leon dan Daria yang terhalang budaya dan kebiasaan setempat , cerpen "Hujan Satu Oktober" menceritakan tokoh keadaan sakit jiwa tokoh "aku" yang disembuhkan dengan air berkat seorang Pastur, cerpen "Hari-Hari Ora yang Diceritakan" dan cerpen "Dua Ibu" mengisahkan tentang pencintaan tokoh "aku" yang dihubungkan dengan relasi komodo dan manusia yang masih ada pada masa sekarang, dan masih yang banyak lagi cerpen menarik lainnya di dalam buku ini.
Salah satu cerpen yang menarik yaitu cerpen " Perjalanan Mencari Ayam" yang menjadi judul buku ini. Mengisahkan Leon yang jatuh cinta pandangan pertama pada Daria, kemudian cinta mereka tidak direstui orang tua Daria dan terpaksa Daria meninggalkan Leon dan menikahi seorang duda. Leon menjadi sakit hati mengetahui Daria yang akan segera menikah dengan duda apalagi pada waktu itu Daria sempat menolak ajakan Leon untuk wendo( kawin lari ). Akhirnya untuk menghindari sakit hati Leon yang lebih dalam para sahabatnya meminta Leon untuk ‘memproyeksikan’ Daria pada seekor ayam pedaging. Untuk itulah cerpen ini diberi judul "Perjalanan Mencari Ayam".
Lewat buku ini saya belajar banyak tentang budaya Manggarai tempat saya juga sekarang menetap. Menghargai dan menyunjung tinggi budaya setempat adalah hal yang harus dilakukan karena budaya tersebut merupakan warisan dari nenek moyang yang suci dan sakral.
Kelebihan buku :cerita disajikan dengan diksi yang ringan dan mudah dipahami pembaca, cerpen yang sangat beragam dan berkaitan dengan penghargaan terhadap budaya setempat, setiap cerpen yang sarat makna kebudayaan mengingatkan pembaca untuk lebih menghargai dan melestarikan budaya setempat agar tidak tergerus zaman.
Kekurangan buku : sejauh ini saya tidak menemukan kekurangan dalam buku ini karena buku ini sarat akan makna kebudayaan yang harus dijunjung tinggi.


0 comments:
Posting Komentar